Tentang Kami
Visi
Terwujudnya pribadi unggul yang sehat, cerdas, kreatif dan berakhlak muliia
Misi
Menciptakan profil pelajar yang berakhlak mulia dan rajin beribadah
Meningkatkan mutu lulusan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
Mewujudkan proses proses pembelajaran yang aktif kreatif , inovatif dan menyenangkan
Meningkatkan mutu pendidikan dalam upaya mencerdaskan kehidupan generasi bermoral, kreatif , maju dan mandiri
Membina kemandirian peserta didik melalui kegiatan pembiasaan, kewirausahaan, dan pengembangan diri yang terencana dan berkesinambungan
Menciptakan lingkungan sekolah sebagai tempat perkembangan intelektual, sosial, emosional, keterampilan dan pengembangan budaya lokal dalam kebhinekaan global

Sejarah Berdirinya TK Kids Grow
TK Kids Grow berdiri, berawal dari suka duka saya menjadi seorang guru. Hari-hari yang saya lewati sangat melelahakan dan membosankan. Gemblengan mental dan disiplin kerja yang tinggi,menjadikan saya mulai mengembangkan sikap mandiri dan percaya diri. .Perlahan tapi pasti saya bisa meminimalisir kejenuhan dalam mengajar dan tidak ketergantungan kepada orang lain serta bijak dalam menghadapi masalah. Saya terus belajar dari rekan-rekan guru senior dan selalu update sehingga mempunyai wawasan yang semakin bertambah dari hari ke hari. Selama sebelas tahun saya mengajar di Taman Kanak-Kanak ,saya menunjukkan dedikasi yang tinggi.Berawal dari situ saya mempunyai mimpi ingin memiliki sekolah sendiri.Kadang saya sering bercerita dengan teman-teman sambil mengkhayal ”Seandainya saya mempunyai sekolah sendiri pasti tidak akan bangun pagi-pagi agar tidak terlambat,tidak akan berlari-larian mengejar angkot,tidak terikat dengan aturan-aturan yang ada,tidak selalu diperintah oleh atasan dan bahkan bisa memberikan perintah atau mengatur orang lain”. Tetapi lagi-lagi saya
ditertawakan oleh teman-teman sambil berkata,”Jangan bermimpi terlalu tinggi,kalau jatuh sakit,lho !” Saya sadar bahwa impian tak selamanya dapat terwujud dalam realita.Kalimat dari teman-teman saya itulah yang menjadikan cambuk bagi saya untuk mewujudkan impian itu.Setelah sebelas tahun mengajar,akhirnya harus pindah rumah mengikuti suami.Sebuah pilihan yang harus saya ambil.Suami tidak memperbolehkan untuk mengajar lagi karena jarak tempuh yang terlalu jauh. Tiga bulan berdiam diri di rumah terasa jenuh. Tanpa sepengetahuan suami, saya mencoba memasukkan lamaran di salah satu yayasan yang punya nama di kotaku. Betapa beruntungnya, tanpa tes langsung diminta untuk bergabung dengan guru-guru di sekolah tersebut. Di situ saya dituntut untuk menjadi guru yang tidak hanya membuat pintar murid-muridnya, tetapi harus menjadi guru yang bisa menginspirasi dan merubah murid-murid menjadi lebih baik. Sebelas tahun juga saya mengajar di Sekolah Dasar dan harus terbentur dengan dua pilihan lagi. Suami tidak memperbolehkan saya mengajar lagi dan harus memilih antara “mendampingi anak-anak di rumah atau tetap bekerja”. Jadi mau tidak mau saya harus memilih.Sebagai seorang ibu rasanya tidak mungkin saya bekerja sambil mengasuh anak sekaligus. Saya di tempat kerja, tetapi hati dan pikiran saya mengingat anak-anak. Ketika saya di rumah, teringat pekerjaan besok. Akhirnya saya harus memutuskan dan memilih menjadi ibu rumah tangga, itu yang menjadi prioritas saya. Ingin rasanya mengurus rumah tangga sambil bekerja. Sulit memang, tetapi saya harus bisa. Kadang saya bertanya dalam hati “Apa yang bisa saya lakukan ?” Impian itu hadir kembali, harapan untuk mempunyai usaha sendiri semakin kuat mendorong keinginan saya untuk mewujudkannya. Saya minta kepada suami saya untuk dibuatkan sekolah Taman Kanak-Kanak. Kebetulan di samping rumah saya masih ada tanah kosong,t idak begitu luas, seeh ! Tetapi cukuplah untuk sarana kelas, arena bermain, kantor, kamar mandi dan perpustakaan. Selama enam bulan kami mempersiapkan semuanya, dari membangun gedung sampai desain meja kursi untuk siswa, saya sendiri yang menentukan. Maka mulai hari itu, sambil mengajar saya harus mempersiapkan segala sesuatunya. Dari membuat brosur, formulir pendaftaran, logo sekolah, mempersiapkan buku-buku acuan untuk Pendidikan Anak Usia Dini, buku administrasi sekolah hingga mencari kandidat guru. Semua saya kerjakan di tengah-tengah kesibukan saya mengajar di Sekolah Dasar. Target dan impian harus jelas, semua berjalan sesuai rencana. Tepatnya tanggal 3 Maret 2012 bertepatan dengan hari ulang tahun saya, sekolah kami mulai membuka pendaftaran siswa baru. Lucu dan aneh bagi orang-orang yang melihat dan mendengarnya, pada umumnya pendaftaran siswa baru dibuka siang hari dan waktu jam kerja. Tetapi saya justru menerima pendaftaran malam hari, karena siangnya saya masih aktif mengajar. Rasa lelah sepulang mengajar hilang seketika manakala menerima orang tua murid untuk mendaftarkan anaknya. Bulan Juni 2012 saya resmi mengundurkan diri dan totalitas dengan sekolah saya. Perjalanan baru dimulai, tetapi saya yakin setiap orang yang berjalan pasti akan sampai tujuan. Tahun pertama tidak terlalu yakin bahwa sekolah yang saya dirikan akan menjadi pilihan dan alternatif bagi orang tua yang sibuk bekerja. Murid-murid kami tanamkan untuk belajar mandiri dan harus lepas dari orang tua atau pengasuhnya. Kami hanya memberikan batas waktu tiga hari bagi anak-anak yang memang belum berani dan masih menangis, kami perbolehkan untuk ditemani orang tua atau pengasuhnya. Hari pertama boleh di dalam kelas, hari kedua dan ketiga di luar kelas dan hari berikutnya benar-benar sekolah kami steril dari orang tua. Bahkan tidak ada satupun pedagang yang menjajakan makanan atau mainan di depan sekolah. Karena kami selalu menekankan kepada orang tua agar setiap hari membekali putra-putrinya makanan ringan atau berat yang memenuhi makanan sehat. Saya tidak pernah membanding-bandingkan sekolah saya dengan lembaga-lembaga TK lain yang semakin menjamur di lingkungan saya. Biarlah sekolah kami memiliki ciri khas yang nantinya akan menjadi sebuah daya tarik bagi orang tua murid. Sekolah kami menekankan kepada guru-guru,bahwa menjadi seorang pendidik harus mempunyai ide dan wawasan yang luas untuk memahami anak. Kita harus menunjukkan kepada anak kalau kita peduli, sayang, dan bersahabat agar anak merasa nyaman. Jika seorang anak sudah merasa nyaman, merasa disayang, dan dihargai oleh guru, maka merekapun pasti akan memberikan usaha dan cintanya kepada kita. Sehingga dengan mudahnya anak akan terlepas dari ketergantungan orang tua atau pengasuhnya. Proses belajar mengajarpun akan berlangsung menyenangkan, bukan ?
Murid
Guru
Ekskul
Kegiatan